Guru manapun pasti tidak akan suka jika ada muridnya yang tertidur ketika mengikuti pelajaran. Namun hasil penelitian terbaru mungkin mengubah sikap para guru, sebab ternyata selama tertidur otak manusia masih tetap mampu belajar.
Sebuah penelitian yang dilakukan Prof Kimberly Fenn dari Michigan State University menunjukkan, tingkat ketenangan manusia saat tertidur berbeda-beda. Ada yang sangat tenang hingga benar-benar terlelap, ada yang masih gelisah karena diam-diam otaknya masih bekerja.
Pada orang-orang yang tidurnya tidak benar-benar tenang, salah satu bagian otak yang masih bekerja adalah sleeping memory atau memori tidur. Bagian ini bekerja di luar kesadaran manusia, sehingga tetap mampu mengolah maklumat saat sedang terlelap.
"Ada bukti yang cukup kuat bahwa selama tidur otak masih tetap mengolah maklumat tanpa disadari. Kemampuan ini dapat meningkatkan memori secara keseluruhan saat terbangun," ungkap Prof Fenn.
Kemampuan otak untuk menjalankan memori tidur didakwa merupakan penemuan baru, karena selama ini belum dijelaskan. Berbagai penelitian menunjukkan ada bagian otak yang tetap aktif selama tidur, namun hanya menjalankan fungsi pengaturan dan bukan untuk mengolah maklumat.
Fenn mengatakan, kemampuan ini juga berbeza-beza pada setiap individu, sehingga tidak semua orang boleh belajar sambil tidur. Belum ada metode untuk mengukur kemampuan ini, bahkan cubaan kecerdasan yang ada saat ini juga belum dapat mengukur kemampuan memori tidur.
Namun menurut Fenn, adanya kemampuan otak untuk menjalankan memori tidur boleh dijadikan alasan untuk memberikan waktu yang cukup untuk tidur. Artinya jangan anggap tidur hanya buang-buang waktu, sebab selama tidur otak masih akan tetap berpikir dan mengolah maklumat.
"Kesimpulannya, peningkatan kualiti tidur akan meningkatkan prestasi belajar Anda di kelas," ungkap Fenn yang baru-baru ini melaporkan penemuannya tersebut di Journal of Experimental Psychology.
No comments:
Post a Comment